TBS Energi (TOBA) Agresif Garap EBT hingga Capex Jumbo
Friday, April 26, 2024       20:53 WIB

JAKARTA, investor.id -PT TBS Energi Utama Tbk () kian agresif melebarkan sayapnya di segmen energi baru terbarukan (EBT) dengan menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya ( PLTS ) Batam berkapasitas 46 Megawatt (MW). Bahkan, perseroan telah menggenggam pipeline EBT.
Menurut SVP Corporate Strategy & Investor Relations TBS, Nafi Sentausa, perseroan memandang pengembangan EBT menjadi salah satu bentuk bisnis masa depan yang berkelanjutan. Segmen ini telah perseroan kembangkan mulai dari minihidro sampai melakukan purchasing power agreement/PPA pada 2023.
"Pada awal tahun ini, kami menggarap proyek PLTS Batam dengan kapasitas 46 MW. Masih banyak potensi yang bisa digali," jelas Nafi dalam paparan publik, Jumat (26/4/2024).
Bukti keseriusan menggarap bisnis EBT ini sekaligus sebagai tindak lanjut dari success story yang sudah perseroan hasilkan dari akuisisi-akuisisi sebelumnya.
Sebelumnya, emiten Pandu Sjahrir ini telah mengambilalih secara penuh Arah Environmental (AE), sebuah perusahaan pengelolaan limbah berbasis di Bogor dan Solo.
Jauh sebelum itu atau tepatnya pada Agustus 2023, emiten bersandi saham tersebut juga telah mengakuisisi Asia Medical Enviro Service atau Ames, sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura.
Dari serangkaian aksi korporasi tersebut, Ames mampu menguasai 75% pangsa pasar limbah medis di Singapura, diikuti dengan kapasitas Arah yang sudah mengelola lebih dari 38 ton sampah per hari, sampai peluncuran motor Electrum H5, dan pengembangan proyek mini hidro di Lampung serta PLTS Waduk Tembesi.
"Kami juga memegang beberapa proyek terbaru dalam segmen EBT. Tapi, kami belum bisa menyebutkan proyek apa saja yang sedang kami garap," sambung Nafi.
Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 250 juta atau Rp 4 triliun yang bersumber dari utang dan ekuitas. Direktur Keuangan TBS Energi Utama Juli Oktarina merinci, capex tersebut akan digunakan perseroan untuk membiayai bisnis inti termasuk segmen EBT.
Makanya, perseroan absen membagikan dividen pada tahun buku 2023 lantaran sedang berfokus mengembangkan EBT. Keputusan tersebut telah memperoleh persetujuan para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat (26/4/2024).
Rencananya, akan menyisihkan sebesar US$ 790.000 sebagai dana cadangan, dan US$ 7,1 juta untuk laba ditahan. "Laba ditahan akan digunakan salah satunya sebagai modal pengembangan kami di segmen EBT, electric vehicle (EV), dan waste management," jelas Nafi.
Pemegang saham dalam RUPST juga menyetujui pengangkatan kembali sejumlah komisaris, di antaranya Bacelius Ruru sebagai komisaris utama merangkap komisaris independen, lalu Djamal Nasser Attamimi sebagai komisaris, dan Ahmad Fuad Rahmany sebagai komisaris independen.
Mengacu pada laporan keuangan tahun buku 2023, jumlah laba bersih longsor hingga 86,3% menjadi US$ 7,9 juta dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 57,8 juta.
Koreksi laba itu paralel dengan terpangkasnya pendapatan perseroan menjadi US$ 501,2 juta dari sebelumnya sebesar US$ 635,7 juta.Walau begitu, pada tahun buku 2023 total aset TBS meningkat 5,4% menjadi US$ 947,8 juta.

Sumber : investor.id

berita terbaru
Monday, May 06, 2024 - 19:55 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of DWGL
Monday, May 06, 2024 - 19:50 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BEST
Monday, May 06, 2024 - 19:47 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBHI
Monday, May 06, 2024 - 19:44 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BAYU
Monday, May 06, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AWAN
Monday, May 06, 2024 - 19:39 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AVIA
Monday, May 06, 2024 - 19:36 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of ASJT
Monday, May 06, 2024 - 19:19 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of SEMA